Nabi Muhammad saw dan Perjuangannya

Ilustrasi AI

Penapencerah.com- Pada bab ini, kita akan membahas perjalanan hidup Nabi Muhammad saw, mulai dari kelahiran beliau, tantangan dalam dakwah di Mekah, hingga hijrah ke Madinah dan pembentukan masyarakat Islam

Kelahiran dan Masa Kecil Nabi Muhammad saw

Nabi Muhammad saw lahir pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (sekitar 570 M) di Mekah. Beliau berasal dari suku Quraisy, salah satu suku terkemuka di Mekah. Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib, meninggal sebelum beliau lahir, sementara ibunya, Aminah binti Wahb, wafat ketika beliau masih kecil (Al-Mubarakfuri, 2002).

Setelah ditinggal ibunya, Muhammad saw diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, lalu oleh pamannya, Abu Thalib. Sejak kecil, beliau dikenal sebagai pribadi yang jujur dan amanah, sehingga mendapat julukan Al-Amin (yang terpercaya) (Hamka, 2008).

Nabi Muhammad saw juga sempat bekerja sebagai pedagang dan membantu pamannya dalam perjalanan dagang ke Syam. Beliau kemudian menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang saudagar kaya yang sangat mendukung perjuangan beliau (Shalabi, 2001).

Dakwah di Mekah dan Tantangan yang Dihadapi

Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad saw menerima wahyu pertama melalui malaikat Jibril di Gua Hira. Wahyu pertama yang turun adalah Surah Al-‘Alaq ayat 1-5. Dengan turunnya wahyu ini, Nabi Muhammad saw diangkat sebagai Rasulullah dan memulai dakwah Islam (Nasution, 1992).

Namun, dakwah beliau di Mekah tidak mudah. Kaum Quraisy menentang ajaran Islam karena dianggap mengancam kepercayaan dan kedudukan mereka. Nabi dan para pengikutnya mengalami berbagai bentuk penyiksaan dan pemboikotan (As-Sallabi, 2010).

Beberapa tantangan yang dihadapi Nabi Muhammad saw selama dakwah di Mekah:

Pertama penentangan dari Kaum Quraisy 

Kaum Quraisy menuduh Nabi Muhammad saw sebagai penyihir dan pembohong (Al-Mubarakfuri, 2002).

Kedua Pemboikotan Bani Hasyim 

 Kaum Quraisy memboikot keluarga Nabi, melarang mereka berinteraksi dan berdagang (Shalabi, 2001).

Ketiga Penyiksaan terhadap Sahabat 

Bilal bin Rabah, Ammar bin Yasir, dan keluarganya mengalami penyiksaan karena memeluk Islam (Hamka, 2008). Meskipun mendapat banyak tantangan, Nabi Muhammad saw tetap teguh dalam menyebarkan Islam

Hijrah ke Madinah dan Pembentukan Masyarakat Islam

Setelah bertahun-tahun mengalami penindasan, Nabi Muhammad saw menerima perintah untuk hijrah ke Madinah pada tahun 622 M. Peristiwa ini menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam dan menandai awal kalender Hijriyah (Nasution, 1992).

Di Madinah, Nabi Muhammad saw membangun masyarakat Islam yang berdasarkan nilai-nilai keadilan dan persaudaraan. Beberapa langkah penting yang beliau lakukan:

Pertama Membangun Masjid Nabawi

Masjid ini menjadi pusat ibadah dan pemerintahan Islam (As-Sallabi, 2010).

Kedua Membentuk Piagam Madinah 

 Perjanjian ini mengatur hubungan antara umat Islam, Yahudi, dan suku-suku lain di Madinah (Shalabi, 2001).

Ketiga Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshar 

Nabi Muhammad saw mempererat persaudaraan antara kaum pendatang dari Mekah (Muhajirin) dan penduduk Madinah (Anshar) (Hamka, 2008).

Dengan kebijakan yang bijaksana, Nabi Muhammad saw berhasil membangun masyarakat Islam yang kuat dan harmonis.

Jadi perjuangan Nabi Muhammad saw dalam menyebarkan Islam penuh dengan rintangan, tetapi beliau tetap sabar dan teguh dalam dakwahnya. Hijrah ke Madinah menjadi titik balik dalam perkembangan Islam, di mana beliau membangun masyarakat Islam yang kokoh berdasarkan nilai-nilai keadilan dan persaudaraan.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama