![]() |
Ilustrasi AI |
Penapencerah.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diusung Presiden Prabowo Subianto merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, khususnya anak-anak, ibu hamil, dan kelompok rentan lainnya. Namun, realisasi program ini masih jauh dari target yang diharapkan. Hingga 12 Maret 2025, realisasi anggaran baru mencapai Rp 710,5 miliar dengan penerima manfaat sebanyak 2,05 juta orang — jumlah yang masih jauh dari target 82,9 juta penerima.
Melihat kondisi ini, ada beberapa catatan penting yang perlu menjadi perhatian.
Pertama, realisasi yang rendah mencerminkan adanya tantangan besar dalam distribusi. Dengan hanya 726 Sentra Pangan dan Gizi (SPPG) yang beroperasi, cakupan program masih terbatas. Perlu ada percepatan penambahan SPPG agar distribusi makanan bergizi dapat menjangkau wilayah yang lebih luas, khususnya daerah terpencil yang memiliki tingkat kerawanan gizi tinggi.
Kedua, koordinasi antarlembaga menjadi kunci utama dalam suksesnya program ini. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan berbagai pihak terkait harus bersinergi agar penyaluran manfaat berjalan lebih efektif. Tanpa koordinasi yang baik, anggaran besar yang dialokasikan berisiko tidak tepat sasaran.
Ketiga, pengawasan yang ketat menjadi faktor krusial. Program berskala besar seperti ini rentan terhadap penyelewengan jika tidak diawasi dengan baik. Transparansi dan evaluasi berkala harus menjadi prioritas agar program ini benar-benar membawa dampak signifikan bagi masyarakat.
Dalam perspektif Islam, perhatian terhadap pemenuhan gizi dan kebutuhan pangan adalah bagian dari tanggung jawab sosial yang sangat ditekankan. Allah berfirman:
"Dan mereka memberikan makanan yang mereka sukai kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan. (Mereka berkata), 'Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dan tidak pula (ucapan) terima kasih darimu.'" (QS. Al-Insan: 8-9)
Ayat ini menegaskan bahwa kepedulian terhadap pemenuhan gizi kelompok rentan merupakan bagian dari amal kebaikan yang sangat dianjurkan.
Karena itu, program MBG harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan fokus pada kualitas, bukan hanya kuantitas. Jika implementasinya berjalan baik, program ini bisa menjadi langkah strategis dalam mewujudkan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi di masa depan.
Posting Komentar